Kejar Hasil Instan, Bisnis Malah Gagal: Kekeliruan Bisnis Owner Memaknai Digital Marketing
Banyak pemilik bisnis terjebak dalam ilusi hasil instan dari strategi digital marketing. Padahal, pendekatan serba cepat justru bisa merusak fondasi bisnis yang sedang dibangun. Artikel ini mengupas kesalahan umum yang dilakukan bisnis owner saat memaknai digital marketing, serta bagaimana cara membangun strategi yang efektif, berkelanjutan, dan berdampak nyata untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang.
MARKETING AND BUSINESS
Frasha Rizky Pratama
5/2/20253 min read
Kejar Hasil Instan, Bisnis Malah Gagal: Kekeliruan Bisnis Owner Memaknai Digital Marketing
Banyak pemilik bisnis tergoda untuk mengejar hasil instan dalam menerapkan strategi digital marketing. Dari iklan berbayar yang menjanjikan konversi cepat hingga strategi viral yang terlihat menggiurkan, tak sedikit bisnis owner yang berharap bisa “langsung closing” hanya dengan satu kali promosi. Sayangnya, pemahaman yang keliru terhadap digital marketing justru bisa menjadi bumerang yang mengancam keberlangsungan bisnis.
Artikel ini akan membahas kesalahan umum yang sering dilakukan oleh bisnis owner terkait strategi digital marketing, serta bagaimana cara membangun pendekatan yang lebih efektif, realistis, dan menunjang pertumbuhan bisnis.


2. Terlalu Percaya Diri Itu Bahaya: Dulu Saya Sukses Tanpa Iklan!
Salah satu kalimat sakti para bisnis owner adalah:
“Dulu saya nggak pakai iklan, tetap ramai. Sekarang kenapa ribet amat?”
Dulu, kompetitor belum sebanyak sekarang dan konsumen belum terlalu aktif scrolling berjam-jam di Facebook, Instagram dan TikTok sebelum belanja. Tapi zaman berubah. Konsumen berubah. Pola perilaku berubah. Jika Anda tidak ikut berubah, tinggal tunggu waktu sebelum bisnis tersebut “dimuseumkan”.
Masih merasa yakin bisa jalan tanpa strategi digital marketing yang tepat? Silakan. Tapi jangan kaget kalau grafik penjualan malah menukik, bukan naik.
3. Salah Persepsi tentang Viral dan Followers
Istilah viral dan followers sering disalah artikan. Banyak bisnis owner mengejar viralitas dan jumlah followers, berharap langsung dapat omzet besar. Padahal:
Viral tidak selalu relevan dengan target market
Banyak followers tidak selalu berarti banyak pembeli
Yang lebih penting adalah engagement berkualitas dan membangun loyalitas pelanggan. Konten yang bermanfaat dan konsisten akan lebih berdampak dibanding satu video viral yang tidak relevan.
4. Rajin Komplain dan Tidak Mau Mendengar Masukan
Ironisnya, banyak owner yang menolak menyusun strategi digital marketing justru paling vokal mengeluhkan hasil.
Kenapa followers nggak naik-naik ya?
Kok iklan boncos terus?
Kenapa engagement kecil?
Kenapa traffic website rendah?
Jawabannya sederhana: karena tidak konsisten dalam membangun strategi digital marketing. Sekadar posting foto produk tiap hari tanpa riset audience, tanpa target market yang tepat, tanpa analisis performa, jelas bukan strategi. Itu hanya rutinitas tanpa arah.
Membangun strategi digital marketing itu seperti menyusun puzzle. Harus paham siapa targetnya, bagaimana caranya menyasar mereka, konten seperti apa yang bisa memengaruhi mereka serta apa saja yang perlu ditingkatkan? Mulai dari budget marketing, rutinitas harian seperti Live Shopping di berbagai platform hingga adaptasi terhadap trend baru. Kalau semua dilakukan asal-asalan, jangan harap hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
5. Tidak Sabar Menunggu Hasil
Digital marketing bukan pesugihan. Bahkan strategi SEO yang baik bisa memakan waktu 3–6 bulan hingga terlihat hasilnya dan strategi iklan yang efektif harus disesuaikan dengan konten yang diposting di media sosial Anda. Jangan bergantung dari satu platform saja. Anda wajib memanfaatkan semua sales channel untuk memaksimalkan hasil.
Banyak pemilik bisnis yang sudah menyerah setelah sebulan dua bulan saja mencoba tanpa hasil signifikan.
Kesabaran dan konsistensi adalah kunci utama. Brand-brand besar tidak tumbuh dalam semalam. Mereka membangun kepercayaan publik melalui proses panjang yang terukur dan berorientasi jangka panjang.
6. Mengabaikan Data dan Analisa
Pemilik bisnis yang mengejar hasil instan sering kali mengabaikan pentingnya data. Padahal, digital marketing menyediakan banyak data untuk membantu Anda mengukur dan mengoptimalkan kinerja:
Iklan mana yang paling efektif?
Konten mana yang paling disukai audience?
Di mana calon pelanggan berhenti dalam funnel penjualan?
Tanpa memanfaatkan data, strategi digital marketing hanya berdasarkan asumsi dan spekulasi. Hasilnya pun tidak akan konsisten.
1. Digital Marketing Bukan Jalan Pintas, Tapi Proses yang Berkelanjutan
Salah satu kekeliruan paling umum adalah menganggap digital marketing sebagai jalan pintas menuju banyaknya konversi penjualan. Banyak bisnis owner berpikir bahwa sekali memasang iklan di Facebook atau Instagram, maka produk akan langsung laris manis.
Padahal, digital marketing bukan sekadar soal promosi. Ini adalah proses membangun brand awareness, edukasi audience, menciptakan engagement yang kuat, dan menumbuhkan kepercayaan sebelum akhirnya menghasilkan penjualan. Tanpa proses ini, iklan hanya akan menjadi pengeluaran, bukan investasi.
Bangun Strategi Digital Marketing yang Berkelanjutan
Daripada mengejar hasil instan, lebih baik membangun strategi digital marketing yang berorientasi jangka panjang. Berikut tipsnya:
Kenali target market secara mendalam: siapa mereka, apa masalah mereka, dan di mana mereka aktif secara online.
Bangun konten yang memiliki value: buat konten yang membantu, mengedukasi dan menghibur audience Anda.
Gunakan iklan dengan strategi: jangan hanya jualan, tetapi juga bangun awareness dan engagement.
Ukur dan evaluasi hasil secara rutin agar strategi bisa terus disempurnakan.
Jangan biarkan ambisi untuk hasil cepat justru menjerumuskan bisnis Anda ke jurang kegagalan. Bangun fondasi yang kuat, bersabarlah dalam proses, dan pastikan setiap langkah Anda dalam dunia digital memiliki arah yang jelas.